Keputihan adalah
hal yang sering dialami oleh kaum wanita.
Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (gejala dari suatu penyakit).
Anda perlu menggarisbawahi bahwa keputihan adalah gejala dari suatu penyakit, bukan penyakit itu sendiri.
Oleh karena itu, Anda perlu tahu, kapan keputihan dikatakan normal dan kapan mengarah ke penyakit tertentu.
Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (gejala dari suatu penyakit).
Anda perlu menggarisbawahi bahwa keputihan adalah gejala dari suatu penyakit, bukan penyakit itu sendiri.
Oleh karena itu, Anda perlu tahu, kapan keputihan dikatakan normal dan kapan mengarah ke penyakit tertentu.
Keputihan
fisiologis biasanya muncul saat terjadi perubahan siklus hormonal, misal
sebelum pubertas, sebelum dan sesudah menstruasi, hamil, penggunaan kontrasepsi
hormonal, dan menopause.
Kondisi seperti stres baik fisik maupun psikologis dan rangsangan seksual juga dapat memicu keluarnya keputihan.
Kondisi seperti stres baik fisik maupun psikologis dan rangsangan seksual juga dapat memicu keluarnya keputihan.
Keputihan
yang normal berwarna putih encer,
bila menempel pada celana dalam berwarna kuning terang,
memiliki konsistensi seperti lendir (encer atau kental tergantung dari siklus hormonal),
tidak berbau,
dan tidak menimbulkan keluhan seperti nyeri, gatal, dan panas.
bila menempel pada celana dalam berwarna kuning terang,
memiliki konsistensi seperti lendir (encer atau kental tergantung dari siklus hormonal),
tidak berbau,
dan tidak menimbulkan keluhan seperti nyeri, gatal, dan panas.
Di luar
kondisi tersebut, kemungkinan keputihan yang dialami adalah keputihan
patologis.
Keputihan patologis disebabkan oleh infeksi jamur, parasit, bakteri, atau virus.
Infeksi ini dapat terjadi karena kurang terjaganya kebersihan daerah kewanitaan, masuknya benda asing (tampon, alat kontrasepsi, rambut kemaluan), celana dalam yang terlalu ketat, hingga konsumsi antibiotik dalam waktu lama.
Keputihan patologis disebabkan oleh infeksi jamur, parasit, bakteri, atau virus.
Infeksi ini dapat terjadi karena kurang terjaganya kebersihan daerah kewanitaan, masuknya benda asing (tampon, alat kontrasepsi, rambut kemaluan), celana dalam yang terlalu ketat, hingga konsumsi antibiotik dalam waktu lama.
1. Infeksi jamur
Jamur yang sering mengakibatkan keputihan adalah Candida albicans.
Tanda infeksi jamur ini adalah cairan yang keluar berwarna putih susu, kental, berbau agak kuat, dan disertai rasa gatal dan luka pada vagina.
Infeksi ini dapat dipicu oleh kehamilan, penyakit diabetes, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh.
Tanda infeksi jamur ini adalah cairan yang keluar berwarna putih susu, kental, berbau agak kuat, dan disertai rasa gatal dan luka pada vagina.
Infeksi ini dapat dipicu oleh kehamilan, penyakit diabetes, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh.
2. Infeksi parasit
Parasit yang sering mengakibatkan keputihan adalah Trichomonas vaginalis.
Tanda infeksi parasit ini adalah cairan yang keluar berwarna kuning atau kehijauan, sangat kental, berbuih, dan berbau anyir.
Penderita tidak merasa gatal, tapi liang vagina terasa nyeri bila ditekan.
Tanda infeksi parasit ini adalah cairan yang keluar berwarna kuning atau kehijauan, sangat kental, berbuih, dan berbau anyir.
Penderita tidak merasa gatal, tapi liang vagina terasa nyeri bila ditekan.
3. Infeksi bakteri
Jika cairan yang keluar berwarna keabuan, berair,
berbuih, dan berbau amis, disertai peradangan pada vagina, bisa jadi keputihan
disebabkan oleh infeksi bakteri Gardnerella .
Jenis bakteri lain yang juga memicu keputihan adalah Gonococcus atau juga
dikenal dengan Neisseria gonorrhoeae.
Bakteri ini adalah penyebab penyakit gonorea.
Keputihan karena infeksi bakteri ini berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan nanah.
Cara penularan bakteri ini adalah melalui hubungan seksual.
Bakteri ini adalah penyebab penyakit gonorea.
Keputihan karena infeksi bakteri ini berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan nanah.
Cara penularan bakteri ini adalah melalui hubungan seksual.
Chlamydia
trachomatis dan Treponema pallidium (penyebab sifilis)
juga termasuk bakteri yang dapat ditemukan pada cairan keputihan.
4. Infeksi
virus
Penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus seperti
herpes, HIV/AIDS, dan kondiloma juga dapat menyebabkan keputihan.
Gejala kondiloma adalah kutil yang sangat banyak
disertai cairan berbau.
Sedangkan gejala herpes adalah luka melepuh di sekeliling liang vagina disertai rasa gatal dan panas.
Keputihan akibat virus ini bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.
Sedangkan gejala herpes adalah luka melepuh di sekeliling liang vagina disertai rasa gatal dan panas.
Keputihan akibat virus ini bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.
Bila gejala keputihan yang dialami sudah
mengarah ke keputihan patologis, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter
spesialis kelamin untuk memutuskan terapi yang tepat bagi penyakit yang Anda
derita.
Obat Tradisional untuk Keputihan
Ada beberapa Obat Tradisional yang dapat digunakan untuk menghilangkan
keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Obat Tradisional ini sudah teruji secara ilmiah untuk mengobati keputihan.
Obat Tradisional ini sudah teruji secara ilmiah untuk mengobati keputihan.
1. Rimpang Kunyit
Kandungan
kurkumin pada rimpang kunyit dilaporkan dapat mengobati infeksi jamur Candida albicans.
Anda dapat mengonsumsinya dengan menyeduh 1,5-3 gram serbuk rimpang kunyit dengan 2-3 gelas air. Minum 2-3 kali per hari sebelum makan.
Anda dapat mengonsumsinya dengan menyeduh 1,5-3 gram serbuk rimpang kunyit dengan 2-3 gelas air. Minum 2-3 kali per hari sebelum makan.
PERHATIAN!!! Penggunaan dalam jangka lama sebaiknya
dihindari terutama pada penderita maag karena dapat menyebabkan iritasi
lambung. Begitu juga pada ibu hamil dan menyusui karena belum terdapat data
keamanan konsumsi rimpang kunyit pada ibu hamil, menyusui, dan anak-anak.
2. Daun Sirih
Daun sirih digunakan sudah secara tradisional
untuk menghilangkan lendir dan bau tidak sedap pada daerah kewanitaan.
Kandungan hidrokavikolnya teruji dapat mengobati infeksi jamur Candida albicans.
Kandungan hidrokavikolnya teruji dapat mengobati infeksi jamur Candida albicans.
Daun sirih dapat digunakan sebagai sediaan
luar.
Cara penyiapannya adalah 7-10 lembar daun sirih direbus dengan 2,5 L air hingga mendidih.
Dalam kondisi masih hangat, air rebusan daun sirih kemudian digunakan untuk membasuh/membersihkan organ kewanitaan secara rutin. Cara ini lebih aman untuk ibu hamil dan menyusui karena tidak dikonsumsi.
Cara penyiapannya adalah 7-10 lembar daun sirih direbus dengan 2,5 L air hingga mendidih.
Dalam kondisi masih hangat, air rebusan daun sirih kemudian digunakan untuk membasuh/membersihkan organ kewanitaan secara rutin. Cara ini lebih aman untuk ibu hamil dan menyusui karena tidak dikonsumsi.
Selain
pengobatan dengan Obat Tradisional di atas, berikut adalah beberapa anjuran untuk menghindari keputihan.
1. Jaga kebersihan daerah kewanitaan dengan
membersihkannya minimal sehari sekali.
2. Hindari penggunaan sabun yang bersifat keras
dan wangi untuk membersihkan daerah kewanitaan. Penggunaan sabun ini dapat
menimbulkan iritasi pada vagina dan membunuh flora normal vagina yang penting
untuk mencegah infeksi.
Meskipun sabun kewanitaan mengklaim tetap
mempertahankan pH normal daerah kewanitaan, hindarilah menggunakan sabun
kewanitaan terlalu sering. Sabun bersifat basa dan justru dapat memicu
keputihan.
3. Biasakan membasuh vagina dari arah depan ke
belakang, bukan sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri
dari anus.
4. Gunakan celana yang longgar dan menyerap
keringat. Pakaian yang terlalu ketat dapat menyebabkan daerah kewanitaan
menjadi lembap dan merupakan lingkungan yang sangat mendukung untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
5. Seringlah mengganti pembalut saat menstruasi.
Disarankan mengganti pembalut sekitar 3-4 kali sehari tergantung banyaknya
darah yang dikeluarkan.
Semoga
bermanfaat!
Belum ada tanggapan untuk "Kenali Jenis Keputihan dan Obat Tradisional yang Tepat untuk Mengobatinya"
Posting Komentar